Pengikut

Selasa, 04 Juni 2013

KEVIN CARTER

FAKTA MENGENAI KEVIN CARTER Kevin Carter adalah photografer jurnal fenomenal asal Amerika yang namanya muncul kepermukaan sekitar Tahun 1994 berkat hasil shoot kameranya yang diberi nama Vulture (seekor burung pemakan bangkai). Pada Tahun 1994, foto yang dimuat di The New York Times ini memenangkan Pulitzer Prize. Sebuah hadiah level tertinggi bagi seorang jurnalis. Namun, bukannya bahagia yang dirasakan Kevin, melainkan perasaan bersalahlah yang membebani pikirannya beberapa hari setelah mengambil gambar tersebut. Ditambah lagi dengan betapa banyaknya hujatan entah itu berupa cacian dan makian keras yang ditujukan padanya. Foto tersebut merekam sebuah kondisi yang super mencekam dimana seorang anak kecil Sudan yang secara fisik sangat menyedihkan sedang berada dalam posisi sekarat. Sementara tak jauh darinya, seekor burung pemakan bangkai (vulture) sedang menunggu. Pesan yang ingin disampaikan adalah seolah burung itu sedang menunggu sang bocah yang menderita itu mati, lalu memakannya. Kabar yang beredar saat itu, sebenarnya sang bocah ini sebenarnya bersama rombongan hendak menuju kamp PBB untuk mendapatkan makanan. Kamp PBB yang dimaksud jaraknya sekitar 1 kilometer dari lokasi pengambilan foto. Protes dan kecaman yang ditujukan pada Kevin Carter terdengar seantero dunia. Mereka kecewa terhadap sikap Kevin yang dalam situasi darurat seperti terekam dalam gambar diatas, ia sempat mengambil peruntungan dengan mengabadikannya dalam foto demi pekerjaannya, dan bukannya jiwa sosial yang muncul lebih dulu, dengan menolong sang bocah mengusir burung itu atau mengangkat bocah itu menuju ke kamp PBB. Muncul pertanyaan yang agaknya lebih kepada persepsi bahwa Kevin tidak memiliki hati nurani dan sangat kejam. Tepat dua bulan setelah Foto Tersebut menerima Pulitzer, Kevin Carter bunuh diri di Johannesburg, Afrika Selatan. Tepatnya tanggal 27 Juli 1994 dengan cara menutup diri di dalam mobil pikupnya, lalu mengalirkan gas knalpot ke dalam. Ia bunuh diri karena depresi pada kenyataan hidup yang kejam dan keras. Konon, Carter juga menangisi kematian sahabatnya, Ken Oosterbroek, sesama fotografer jurnalistik, yang meninggal saat meliput sebuah kerusuhan. Dibalik hujatan, makian, cacian, dan segala tuduhan negatif yang ditujukan pada Kevin Carter, terselip sebuah pencerahan. Tidakkah kita sadari dan fahami akan maksud dari pengambilan gambar itu jika di pandang dari sudut yang berbeda. Memang dampak jangka pendek selalu lebih terasa dan implikasinya terbilang dahsyat, namun kita juga kadang kala melupakan yang namanya dampak jangka panjang yang justru kredibilitas dan kualitasnya jauh lebih dari jangka pendek itu sendiri. Perhatikan saja semua gambar yang diambil oleh Kevin, bukankah dengan memposting foto-foto itu dapat memberikan kesadaran. Apa yang dilihat Kevin Carter adalah gambaran realita yang harus dikabarkan kepada publik agar memunculkan sikap perhatian atas realita tersebut. Tujuan inilah yang membuat Kevin memotret dan mempublikasikannya. Tidakkah kita kesampingkan dahulu kabar-kabar miring tentang Kevin Carter. Dengan mempublikasikan foto-foto karya Kevin Carter ini, entah itu dimedia cetak dan elektronik, dapat membantu menggetarkan kembali hati yang lama membeku barangkali, dan membangkitkan jiwa sosial agar kita semua bangun dari penderitaan yang justru kita ciptakan sendiri, bahwa bagaimana foto-foto itu berbicara mengenai fakta kepada kita tentang kehidupan yang sebenar-benarnya. Bagaimana seharusnya kita menghargai setiap butir nasi dan setetes air yang justru lebih sering kita sia-siakan, dimana diluar sana, seperti yang ada di foto-foto Kevin Carter masih banyak yang mati kelapran, kehausan. (“I felt very fortunate to live in this part of the world. I promise I will never waste my food no matter how bad it can taste and how full I may be. I promise not to waste water. I pray that this little boy be alleviated from his suffering) I hope this picture will always serve as a reminder to us about how fortunate we are and that we must never ever take things for granted) Masihkah ingin menyia-nyiakan makanan dan minuman di tangan kita? masih bisakah kita tertawa setelah sisa makanan dan minuman yang kita lemparkan di tempat sampah lalu membiarkan busuk begitu saja. Masihkah terlintas untuk makan di restoran mana malam ini? masihkan protes dan mengeluh dengan lauk seadanya padahal masih untung bisa makan sehari 3 kali? masih pantaskah kita lakukan semua itu setelah beberapa foto dari Kevin Carter yang seolah menampar kita, menampar jiwa dan nurani kita. Selanjutnya, terserah bagaimana persepsi kita terhadap Kevin Carter. Apakah masih ingin memakinya, atau beralih memujinya dan berterimakasih karena sudah diingatkan. MARI KITA HARGAI SETIAP BUTIR NASI DAN SETETES AIR YANG KITA MILIKI.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar