Apa
sesuatu yang kamu cari selama ini sudah ketemu?
Apa
yang akan kamu lakukan ketika sesuatu yang kamu cari ada di hadapanmu?
Ini
kisahku, aku yang ternyata menemukan sesuatu yang aku cari. Sesuatu yang bahkan
kamu sudah menyerah untuk mencarinya, namun secara mengejutkan muncul bahkan kamu
akan shock dibuatnya. Tapi percayalah, kalau rencana Tuhan itu lebih cantik
dari segala kecantikan yang kamu bayangkan.
Kisah
ini bermula saat perkuliahan awalku di semester 4. Pertemuan pertama yang cukup
datar dan tentu saja monoton, perkenalan dan bla bla bla. Aku sempat ingin
bolos pada pertemuan pertama ini, karena aku yakin kalau isinya akan basi. Hari
Rabu kali ini akan menjadi kisah yang sangat amat menjengkelkan, berpuluh-puluh
kali lipat lebih menyebalkan dari yang aku pikirkan. Perkenalan antara dosen
dengan mahasiswa dan selanjutnya adalah memperkenalkan diri sendiri,
ah..rasanya seperti sedang di taman kanak-kanak saja!. Yang lebih parah lagi
adalah bahwa ketika kamu berdiri dan memperkenalkan dirimu sendiri, kamu juga
harus mengungkapkan statusmu sendiri, apakah kamu seseorang yang laris atau
tidak laris. WHAT THE HELL WITH THIS FUCKIN CLASS?? DAMN!!
Sepanjang
perjalan tadi aku masih mengunci mulut, berjalan lunglai tak berdaya. Rasanya
aku mulai teringat kembali kisah saat SMA dulu, sumpah! aku sudah kapok menjadi
cewe gila, kapok! (ucapku dalam hati). Ya, ini tentang kebiasaan gilaku sewaktu
SMA dulu, ah..rasanya terlalu malu untuk mengakui kalau itu adalah aku. Waktu
itu adalah aku yang belum terlahir dewasa, aku yang dengan kekanak-kanakanku
yang ah..(tutup muka pake ember). Aku adalah korban dari penyakit ingin
sekali punya pacar, ini semakin menjadi-jadi saja ketika aku mulai
memencet-mencet nomor telepon dan menghubunginya satu per satu, menunggu dan mendengar
seseorang mengangkatnya, berharap itu adalah seorang pria beneran berusia
sama atau berada sedikit lebih tua dariku. Dan sepanjang kegiatan rutin yang
aku lakukan sepulang sekolah, kesemuanya adalah nihil, aku hanya menghabiskan
pulsaku saja. Sekarang kebiasaan gila semacam itu sudah aku hentikan, dan sudah
setahun terakhir ini merasa kapok dan menyerah untuk mencari dan terlalu berharap. Aku lebih
menyibukkan diri dan sedang asik menikmati waktu bersama teman. Ketika
tiba-tiba, di Minggu yang kedua, dihari yang sama, yaitu hari rabu, aku mulai
merasa sesuatu seperti ada angin surga berhembus.
Aku
duduk di belakang ketika mata kuliah berlangsung, dan tiba-tiba saja
datang seseorang yang secara mengejutkan
berpenampilan aneh, entahlah dari mana datangnya anak manusia berpenampilan aneh itu. Terlihat
sangat mencolok, bukan dari parasnya, melainkan dari stylenya. ah..sepertinya
mataku mulai nakal. Mataku terus saja mengekori tingkah dan gerak-geriknya. Ah..genit sekali aku ini!
Ada sesuatu yang beda dari dia, apa itu, aku juga tidak tahu, tapi..ekor mataku
suka dengan kesibukan barunya, yaitu menguntit dia dan bibirku yang secara
mengejutkan selalu menyembul-nyembul menjijikan cengar-cengir sendiri.
Minggu
ke Minggu aku mulai memperhatikannya terang-terangan, mungkin ekor mataku minta
cuti. Aku bahkan sengaja duduk sejajar dengan dia, agar sewaktu-waktu saat aku
kebelet ingin memandangnya, aku tinggal memiringkan kepala dan jeng jeng aku
dapat!!!!!. Dia aslinya adalah cute, tapi stylenya seolah sembunyikan wajah
aslinya, stylenya menegaskan kalau dia bukan cute, melainkan cool, ah..dia
aneh. Aku suka rambutnya, emm..tidak, aku suka warna kulitnya, ah..aku juga
suka matanya, suka tingkahnya yang nyaris tak terdeteksi, suka kutek hitamnya,
suka tali-tali yang melilit tangannya
yang panjang, suka anting kecil berwarna hitamnya, suka hanphone yang selalu ia
mainkan untuk menyumpal telinga dengan head sheetnya, aku juga suka tas
gendongnya, aku suka tempat duduk yang dia pilih, aku suka bla bla bla (dipotong
karena akan menghabiskan banyak kertas).
Ini
semakin mengklimaks, aku mulai mencari tahu namanya, jurusannya, dan tentu saja
jejaring sosial bernama facebook juga twitter tak lantas membuatku lupa untuk
aku kepokan. Namanya, aku suka namanya, Panji Kusuma. Oke aku juga punya
panggilan sayang buat dia, panci, panciku. Aku suka, suka, suka sekali. Dia
mulai membuat lelucon, ketika anak-anak yang lain sibuk presentasi, si panci
malah menyuarakan bunyi-bunyi yang ternyata adalah nyanyian seperti marawisan
“tolaaal badru alaika, minsani yatil wadaaa…..” aduhhhh semua dibuat ngekek
olehnya, si panci, panci bututku (hoek).
Panji
Kusuma, jurusan Seni musik seperti Justine Timberlake yang nyasar ke dalam
laboratorium milik Albert Einstein. Dan akulah satu-satunya alat laboratorium
yang ingin di bawa pergi olehnya, bersama dengan dia, ke dunia Justin
Timberlake awawawaw. Aku mulai ketagihan
mengulik facebooknya, dan ketika aku menemukannya, aku seperti dihantam puluhan
ton keju mozzarella. Tak peduli sebesar apapun kamu menyukai makanan, tapi
kalau dalam jumlah yang sangat banyak, pasti kamu akan mati overdosis. Hal ini
sama denganku, aku begitu menyukai keju, tapi apa jadinya kalau berton-ton keju
itu menindihiku, menguburku dan KO ID lah aku. Panci unik itu sudah ada yang memiliki,
ternyata dia tidak lebih dari sebuah
panci unik dan langka yang dicari banyak
orang, hingga kini ia sudah ada di dapur seorang wanita berperawakan seksi, dan
jago menggunakan panci dengan lihai. Sementara aku apa? aku mungkin hanya akan
membuat panci itu gosong, penyok dan berakhir di rongsokan. Entahlah, tapi rasa suka pada
panci unik dan langka ini semakin tak
terhindarkan, aku ingin memilkinya tapi disisi lain aku juga takut tak dapat
bersaing dengan para kolektor panci-panci unik kelas dunia di dunia perlelangan
panci. Aku putuskan untuk menjadi panitia gelap dari perlelangan panci unik ini
saja, alias menjadi secret admirer
(kata klasik, sialan aku benci itu!).
Aku
mulai tahu kalau dia itu adalah seorang drummer dan pemain saxso di kampusku.
Ah..semakin ciut aku. Suatu hari, aku mulai menatapnya rada lelah, tapi tak
ingin berhenti. Dia terlihat mulai berbicara pada anak perempuan di depannya,
ah.. rasanya kampret sekali, kenapa bukan aku saja yang ada di posisi itu. Aku
memang tidak pernah berbincang dengan dia, rasanya pasti seru, ketika dia
menyentuh bahuku dengan telunjuknya, sambil
memanggil ‘eh’ karena tidak tahu
namaku, lalu aku menoleh dan mataku akan sangat sehat karena menerima asupan
gizi yang baik. Aku mulai menatapnya, bukan karena ganjen atau nakal, karena memang
itulah sopan santun, ketika ada orang berbicara, bukankah sudah sepantasnya sebagai
lawan bicara kita menatap matanya untuk menghargai si pembicara (benarkan,
weee) AKHHHHHHHHH….FREAK!!!
Ini
akan terdengar seperti alunan dari beberapa lirik lagu dari musisi ternama
kelas dunia yang sengaja di remix demi
terciptanya simfoni dari kisah cinta abal-abal milikku (ember mana ember)
**Never mind I’ll find someone like
you (Adele), Where have you been (Rihana), I will wait (Mumford and Sons), Kiss
me (Ed Sheeran), I knew you were a trouble (Taylor Swift), Feel this moment
(Christina Aguilera feat Pitbul).
Sejenak
aku lupa kesedihanku, aku lupa kesepianku, aku lupa kerapuhanku, aku lupa
masalahku, aku lupa semua beban di pundakku. Mungkin dia adalah tamu yang sengaja Tuhan datangkan
untuk menghapus air mata yang sejak lama aku pendam (plastik mana plastik).
Dengan alasan apapun, aku berterimakasih sekali kepada Tuhan, atas segala
rencana yang Ia rancang untukku, dulu, sekarang dan di masa yang akan datang. Dan untuk si panci,
yang kemarin menggunakan jeans sembarangan, dan singlet hitam juga kemeja
kotak-kotak, kamu tetap ya jadi panci unik dan langka yang akan selalu menjadi buronan bagi
para kolektor panci. Aku akan menunggu
panci panci unik lain, yang sudi masuk dapurku, meski tahu kalau aku bukanlah
seorang kolektor melainkan hanya wanita biasa yang menyukai panci dengan tulus.
**marawisan
Ya nabi salam alaika ya rasul salam
alaika solawatuwloh alaika jeng..jeng jeng (salam-salaman
di lanjut guling-guling ditengah jalan).
Sodakauloh,
nuwun J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar