Pernahkah kamu
melihat awan ketika mendung? Atau keluar dimalam tanpa bintang dan bulan? Bagaimana?
Gelap bukan, ya gelap dan hitam. Aku bahkan sempat
menyangsikan akan ada terang setelah gelap. Muncul pertanyaan sepele, apakah kamu suka hitam? Kenapa?
Ini
tentang seseorang yang selalu mengenakan pakaian hitam, entah karena menyukai warna hitam atau hanya kebetualn saja semua
pakain yang ia miliki berwarna hitam, tentang
seseoarang yang benci terang dan tak pernah benar-benar bersahabat dengan
cahaya, tentang seseorang yang sepanjang hidupnya ia
hanya ingin bercumbu dengan gelap dan rasakan hangat pelukan gulita tanpa ingin
berbagi cerita dengan mentari, atau sekedar
menjamah setitik tawa di pagi yang berembun. Fanatik memang! Tapi kita tidak
tau apa alasan yang membuat seseorang seperti dia ada.
Dan
sekarang aku kembali bertanya, adakah seseoarang
yang menyukai terang dan membenci setengah mati gelap lalu mati-matian mengutuk
adanya warna hitam, hm..adakah? ya, pasti ada bukan, bukankah seseorang tak pernah benar-benar tahu bagaimana Tuhan menciptakan gelap dan terang,dan tak satu pun
dapat menjabarkan alasan yang Dia miliki. Ketahuilah bahwa antara benci dan
cinta memang memiliki batasan yang tipis, mungkin setipis pembalut
yang digembar-gemborkan di televisi atau bahkan mungkin setipis satu helai
rambut yang di belah 7 bagian seperti jembatan sirotol mustaqim? entahlah, tapi percayakah kamu?
Bukan, bukan tentang itu aku menulis, sama sekali tak ada kaitannya. Warna favorit, ah ya, aku hanya bingung ingin memulai dari mana aku
mengungkap pemikiran yang ingin kuungkap ini. Ok, anggap saja yang tadi itu hanya sebagai intermezo, pemanasan sebelum menulis, mungkin... atau
apaalah. Ini tentang dua warna yang sangat dominan, HITAM dan PUTIH, dua warna yang
sangat kontras dan mungkin lebih sering jadi patokan dibanding warna lainnya.
Senja, ya ini hari senin yang gelap, pucat tak memiliki warna, hanya ada warna hitam yang mendominasi. Sore itu ketika
rasa malas menjalar di urat dan menyatu dengan otot-otot lalu ikut mengalir
bersama aliran darah, aku berbaring di kamar nan mungil setelah
akhirnya kupaksakan untuk beranjak dan duduk di meja belajar, kuputuskan untuk iseng menatap keluar jendela. Tak berapa lama terdengar
suara deru motor setan yang sengaja di gas seperti menunjukan bahwa si
penunggangnya pun ikut kesetanan, melintas dengan
kecepatan maksimal hingga aku pun menyangsikan si penunggang pulang dengan
selamat. Yeah...!! pekikku tiba-tiba, berterima kasih kepada si pemilik motor setan tadi karena telah
memebebaskanku dari belenggu kantuk dan belenggu malas. Lalu dengan begitu
tiba-tiba aku teringat kejadian kemarin, saat aku meminjam
sebuah buku motivasi di sebuah toko penyewaan buku-buku, buku itu berjudul ‘hitam dan putih’ saat aku memutuskan meminjam
buku itu dan berniat untuk membacanya dirumah, tiba-tiba aku menemukan secarik kertas yang seperti sengaja di
selipkan seseorang. Kubuka lipatan kertas itu dan aku menemukan sebuah
tulisan.....
Buat u yang nulis buku ini, gua heran sama u, title u banyak n panjang banget Tapi u
Cuma bisa make mulut n tangan u doang, apa Cuma dua organ itu yang berfungsi
hah.....? Nah otak u yang mahal kemana.....? hshh a*u u...!
Dan
rasa tertarik pada buku yang kupinjam tadi teralihkan oleh tulisan di kertas
itu, entahlah, tapi sepertinya aku meraskan sesuatu yang belum pernah aku
rasakan. Apa motivasi si penulis menulis makian semacam itu, terkesan murahan dan tak berdedikasi tapi seperti mengandung
sebuah perasaan yang dalam yang begitu ingin ia torehkan dalam tulisan tadi.
Ah, entahlah.....Semenjak hari itu aku memutuskan
untuk mulai menelaah arti dan maksud dari tulisan itu, ya mungkin saja aku bisa memahami inti dari makian itu.
Malam
semakin malam ketika aku hendak ingin keluar untuk membeli sesuatu, apa aja yang bisa menghangatkan badanku yang menggigil pikirku.
Ketika sampai di depan toko aku berpapasan dengan seseorang
yang aku kenal, ya.. wajahnya sangat familiar, tapi entahlah aku lupa siapa dia. Dia bersama teman yang lainnya
tengah duduk dengan ditemani kepulan asap rokok dan bau alkohol yang sangat
tajam. Keluarlah makian dari si pemilik toko
‘heh kalian pergi dari sini, jauh-jauh sana maboknya, mengganggu saja, pergi sana......!’pekiknya,
Entah menggangu siapa maksudnya, padahal aku dan pengunjung sama sekali tak merasa terganggu, kami hanya terlalu lelah untuk sekedar mempedulikan mereka.
‘heh kalian pergi dari sini, jauh-jauh sana maboknya, mengganggu saja, pergi sana......!’pekiknya,
Entah menggangu siapa maksudnya, padahal aku dan pengunjung sama sekali tak merasa terganggu, kami hanya terlalu lelah untuk sekedar mempedulikan mereka.
Aku
benci sesuatu yang fanatik, itu terkesan
munafik dan terlalu bodoh untuk dilakukan, kamu bisa jadi orang yang tidak tahu toleransi dan
berpikiran dangkal karena fanatik yang berlebihan. Aku memiliki banyak teman
yang berbeda keyakinan, aku respect dengan mereka ketika mereka
respect dengan agamaku, dan ketahuilah bahwa perbedaan itu adalah
indah, kamu akan merasakannya ketika benar-benar
tengah mengalaminya.
Pernah
suatu ketika, temanku yang berlainan agama denganku
mengingatkanku untuk solat asar, dia begitu hafal
macam solat berikut waktunya. Aku sampai malu dibuatnya, aku bahkan pernah ingin tahu gereja itu seperti
apa, lalu kemudian ia mengajakku untuk melihat
gereja. Coba, fahami sejenak.. bagaimana kita bisa tahu itu miuman keras atau bukan ketika kamu tidak pernah tahu seperti apa baunya dan apa ciri-cirinya, sempat terlintaskah dibenakmu?
Pikiranku
kembali terbuka ketika sepulang sekolah duduk di dalam angkot, tepat disampingku duduk seorang pria yang dengan asik tengah
mengisap puntung rokok, baru saja ia akan mengisapnya, ketika tiba-tiba seorang ibu dengan judesnya berkata ’mas ini
mobil umum, kalo mobil pribadi boleh deh merokok
sepuasnya’ dan dengan gerakan yang spontan ia langsung mematikan rokoknya dan
berkata ‘maaf bu..’ . Hatiku begitu terenyuh, seorang dengan wajah sangar dapat dengan lembut menahan pedasnya
omongan orang, kadang aku saja tidak tahan. Ya, mungkin aku adalah satu dari sejuta orang yang terenyuh dengan
sikap si perokok, dan mungkin aku dikatai gila setelah ini.
Aku
tidak sedang membela mereka yang merokok, mabuk atau bahkan
membuat suatu kejahatan, aku hanya ingin
mamahami sebelum tiba-tiba membenci dan hanya menjudge, karena aku manusia, yang bukan hanya
punya mulut tetapi juga punya otak dan hati yang berfungsi, dan itulah yang membedakan manusia dengan binatang, pergunakanlah hati dan otakmu jika tidak ingin disamakan dengan binatang.
Akhirnya, aku mengerti dengan ucapan itu, sederet makian dalam kertas waktu itu, ya...aku rasa aku tahu sekarang.
Kabanyakan manusia hanya menilai sesuatu yang nampak, seperti tidak punya organ tubuh lain selain mata saja, lalu untuk apa Tuhan menciptakan organ tubuh yang lain? untuk penghias belaka? atau memang tak
berfungsi? diciptakan hanya untuk disia-siakan? begitukah????
Hah, mustahil ada sesuatu yang diciptakan yang keberadaaannya hanya
untuk disia-siakan saja. Ok, aku akan mengulas
maksud dari kata-kata dalam secarik kertas itu dalam bentuk puisi......
=========è looooook and see
ya xD
ANTARA HITAM DAN PUTIH
Kami marah..ya, mulai marah
Marah dengan tingkah, marah dengan sifat, marah dengan watak
Bertitle tapi tak betotak, berotak tapi tak berhati, berhati tapi tak berfungsi
Lalu, bagaimana kami
bertanya,,,,,,,
APA..? atau SIAPA..? pantasnya
Kami mabuk, kami ngganja, kami mutau
Tapi organ tubuh kami lengkap, tak seperti anda tuan-tuan dan
bapak-bapak
Lihatlah bung mereka yang berjas dan
berdasi
Hanya mulut yang
beraksi...............!!
Sementara organ tubuh yang lain...mati, sungguh cacat mereka
Hey..anda semua tidak buta warna
bukan?
Lantas mengapa hanya hitam dan putih yang anda
sekalian anut
Bukankah ada banyak warna
Yah,itu setahu kami saja selaku kaum gembel
Seperti sebuah lagu yang kami kutip..merah, kuning, hijau dilangit
yang biru
Benar tidak tuan-tuan dan bapak-bapak?
Berhenti berucap, berdalih, dan berpidato, kamipun muak
Jangan gurui kami
Cukup beli saja organ tubuh anda yang
lain jika memang anda kaya
Pakailah....
Lalu, anda semua akan
mengerti
By è
Isna Kholidazia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar