Pengikut

Senin, 19 November 2012

Antara Hitam dan Putih


            Pernahkah kamu melihat awan ketika mendung? Atau keluar dimalam tanpa bintang dan bulan? Bagaimana? Gelap bukan, ya gelap dan hitam. Aku bahkan sempat menyangsikan akan ada terang setelah gelap. Muncul pertanyaan sepele, apakah kamu suka hitam? Kenapa?
          Ini tentang seseorang yang selalu mengenakan pakaian hitam, entah karena menyukai warna hitam atau hanya kebetualn saja semua pakain yang ia miliki berwarna hitam, tentang seseoarang yang benci terang dan tak pernah benar-benar bersahabat dengan cahaya, tentang seseorang yang sepanjang hidupnya ia hanya ingin bercumbu dengan gelap dan rasakan hangat pelukan gulita tanpa ingin berbagi cerita dengan mentari, atau sekedar menjamah setitik tawa di pagi yang berembun. Fanatik memang! Tapi kita tidak tau apa alasan yang membuat seseorang seperti dia ada.
          Dan sekarang aku kembali bertanya, adakah seseoarang yang menyukai terang dan membenci setengah mati gelap lalu mati-matian mengutuk adanya warna hitam, hm..adakah? ya, pasti ada bukan, bukankah seseorang tak pernah benar-benar tahu bagaimana Tuhan menciptakan gelap dan terang,dan tak satu pun dapat menjabarkan alasan yang Dia miliki. Ketahuilah bahwa antara benci dan cinta memang memiliki batasan yang tipis, mungkin setipis pembalut yang digembar-gemborkan di televisi atau bahkan mungkin setipis satu helai rambut yang di belah 7 bagian seperti jembatan sirotol mustaqim? entahlah, tapi percayakah kamu?
          Bukan, bukan tentang itu aku menulis, sama sekali tak ada kaitannya. Warna favorit, ah ya, aku hanya bingung ingin memulai dari mana aku mengungkap pemikiran yang ingin kuungkap ini. Ok, anggap saja yang tadi itu hanya sebagai intermezo, pemanasan sebelum menulis, mungkin... atau apaalah. Ini tentang dua warna yang sangat dominan, HITAM dan PUTIH, dua warna yang sangat kontras dan mungkin lebih sering jadi patokan dibanding warna lainnya.
          Senja, ya ini hari senin yang gelap, pucat tak memiliki warna, hanya ada warna hitam yang mendominasi. Sore itu ketika rasa malas menjalar di urat dan menyatu dengan otot-otot lalu ikut mengalir bersama aliran darah, aku berbaring di kamar nan mungil setelah akhirnya kupaksakan untuk beranjak dan duduk di meja belajar, kuputuskan untuk iseng menatap keluar jendela. Tak berapa lama terdengar suara deru motor setan yang sengaja di gas seperti menunjukan bahwa si penunggangnya pun ikut kesetanan, melintas dengan kecepatan maksimal hingga aku pun menyangsikan si penunggang pulang dengan selamat. Yeah...!! pekikku tiba-tiba, berterima kasih kepada si pemilik motor setan tadi karena telah memebebaskanku dari belenggu kantuk dan belenggu malas. Lalu dengan begitu tiba-tiba aku teringat kejadian kemarin, saat aku meminjam sebuah buku motivasi di sebuah toko penyewaan buku-buku, buku itu berjudul ‘hitam dan putih’ saat aku memutuskan meminjam buku itu dan berniat untuk membacanya dirumah, tiba-tiba aku menemukan secarik kertas yang seperti sengaja di selipkan seseorang. Kubuka lipatan kertas itu dan aku menemukan sebuah tulisan.....
Buat u yang nulis buku ini, gua heran sama u, title u banyak n panjang banget Tapi u Cuma bisa make mulut n tangan u doang, apa Cuma dua organ itu yang berfungsi hah.....? Nah otak u yang mahal kemana.....? hshh a*u u...!
          Dan rasa tertarik pada buku yang kupinjam tadi teralihkan oleh tulisan di kertas itu, entahlah, tapi sepertinya aku meraskan sesuatu yang belum pernah aku rasakan. Apa motivasi si penulis menulis makian semacam itu, terkesan murahan dan tak berdedikasi tapi seperti mengandung sebuah perasaan yang dalam yang begitu ingin ia torehkan dalam tulisan tadi. Ah, entahlah.....Semenjak hari itu aku memutuskan untuk mulai menelaah arti dan maksud dari tulisan itu, ya mungkin saja aku bisa memahami inti dari makian itu.
          Malam semakin malam ketika aku hendak ingin keluar untuk membeli sesuatu, apa aja yang bisa menghangatkan badanku yang menggigil pikirku. Ketika sampai di depan toko aku berpapasan dengan seseorang yang aku kenal, ya.. wajahnya sangat familiar, tapi entahlah aku lupa siapa dia. Dia bersama teman yang lainnya tengah duduk dengan ditemani kepulan asap rokok dan bau alkohol yang sangat tajam. Keluarlah makian dari si pemilik toko
‘heh kalian pergi dari sini, jauh-jauh sana maboknya, mengganggu saja, pergi sana......!’pekiknya,
E
ntah menggangu siapa maksudnya, padahal aku dan pengunjung sama sekali tak merasa terganggu, kami hanya terlalu lelah untuk sekedar mempedulikan mereka.
          Aku benci sesuatu yang fanatik, itu terkesan munafik dan terlalu bodoh untuk dilakukan, kamu bisa jadi orang yang tidak tahu toleransi dan berpikiran dangkal karena fanatik yang berlebihan. Aku memiliki banyak teman yang berbeda keyakinan, aku respect dengan mereka ketika mereka respect dengan agamaku, dan ketahuilah bahwa perbedaan itu adalah indah, kamu akan merasakannya ketika benar-benar tengah mengalaminya.
          Pernah suatu ketika, temanku yang berlainan agama denganku mengingatkanku untuk solat asar, dia begitu hafal macam solat berikut waktunya. Aku sampai malu dibuatnya, aku bahkan pernah ingin tahu gereja itu seperti apa, lalu kemudian ia mengajakku untuk melihat gereja. Coba, fahami sejenak..  bagaimana kita bisa tahu itu miuman keras atau bukan ketika kamu tidak pernah tahu seperti apa baunya dan apa ciri-cirinya, sempat terlintaskah dibenakmu?
          Pikiranku kembali terbuka ketika sepulang sekolah duduk di dalam angkot, tepat disampingku duduk seorang pria yang dengan asik tengah mengisap puntung rokok, baru saja ia akan mengisapnya, ketika tiba-tiba seorang ibu dengan judesnya berkata ’mas ini mobil umum, kalo mobil pribadi boleh deh merokok sepuasnya’ dan dengan gerakan yang spontan ia langsung mematikan rokoknya dan berkata ‘maaf bu..’ . Hatiku begitu terenyuh, seorang dengan wajah sangar dapat dengan lembut menahan pedasnya omongan orang, kadang aku saja tidak tahan. Ya, mungkin aku adalah satu dari sejuta orang yang terenyuh dengan sikap si perokok, dan mungkin aku dikatai gila setelah ini.
          Aku tidak sedang membela mereka yang merokok, mabuk atau bahkan membuat suatu kejahatan, aku hanya ingin mamahami sebelum tiba-tiba membenci dan hanya menjudge, karena aku manusia, yang bukan hanya punya mulut tetapi juga punya otak dan hati yang berfungsi, dan itulah yang membedakan manusia dengan binatang, pergunakanlah hati dan otakmu jika tidak ingin disamakan dengan binatang. Akhirnya, aku mengerti dengan ucapan itu, sederet makian dalam kertas waktu itu, ya...aku rasa aku tahu sekarang. Kabanyakan manusia hanya menilai sesuatu yang nampak, seperti tidak punya organ tubuh lain selain mata saja, lalu untuk apa Tuhan menciptakan organ tubuh yang lain? untuk penghias belaka? atau memang tak berfungsi? diciptakan hanya untuk disia-siakan? begitukah????
          Hah, mustahil ada sesuatu yang diciptakan yang keberadaaannya hanya untuk disia-siakan saja. Ok, aku akan mengulas  maksud dari kata-kata dalam secarik kertas itu dalam bentuk puisi......
=========è looooook and see ya xD
                                                                                                     





ANTARA HITAM DAN PUTIH

Kami marah..ya, mulai marah
Marah dengan tingkah, marah dengan sifat, marah dengan watak
Bertitle tapi tak betotak, berotak tapi tak berhati, berhati tapi tak berfungsi
Lalu, bagaimana kami bertanya,,,,,,,    
APA..? atau SIAPA..? pantasnya
Kami mabuk, kami ngganja, kami mutau
Tapi organ tubuh kami lengkap, tak seperti anda tuan-tuan dan bapak-bapak
Lihatlah bung mereka yang berjas dan berdasi
Hanya mulut yang beraksi...............!!
Sementara organ tubuh yang lain...mati, sungguh cacat mereka
Hey..anda semua tidak buta warna bukan?
 Lantas mengapa hanya hitam dan putih yang anda sekalian anut
Bukankah ada banyak warna
Yah,itu setahu kami saja selaku kaum gembel
Seperti sebuah lagu yang kami kutip..merah, kuning, hijau dilangit yang biru
Benar tidak tuan-tuan dan bapak-bapak?
Berhenti berucap, berdalih, dan berpidato, kamipun muak


Jangan gurui kami
Cukup beli saja organ tubuh anda yang lain jika memang anda kaya
Pakailah....
Lalu, anda semua akan mengerti



By è Isna Kholidazia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar