Pengikut

Selasa, 01 Juli 2014

TIK..TIK..TIK

Hujan deras, semua gelap, listrik mati dan tentu saja macet disana sini. Sebuah bus tiba-tiba saja berhenti, dan si sopir memanggili satu persatu nama binatang tanda begitu ngamuknya dia gara-gara mesin busnya kedinginan terendam air. Para penumpang duduk manis terdiam di dalam bus tak bergerak, malah sebagian penumpang yang duduk di dekat pintu ketakutan melihat petir yang menyambar-nyambar, dan air yang sesekali masuk membasahi pakaian mereka. Para ibu sibuk bergosip, anak-anak kecil yang tak mau turun dari pangkuan para ibu memeluk erat ibu mereka takut mendengar petir yang menggelegar. Anak-anak berseragam SMA sibuk BBMan dan sebagian malah diam-diam bercermin di kaca mininya. Setengah jam berlalu, hujan masih tak kunjung reda, petir masih menyambar sesekali, mulai tampak kepanikan dan kegelisahan di setiap penumpang. Tiba-tiba seorang penumpang di bangku barisan belakang dengan jaket hitam dan jeans hitamnya yang sedikit robek di bagian lutut, berdiri dan berjalan kearah supir, ia memberi uang pada si supir dan pergi begitu saja sebelum menutupi kepalanya dengan topi dari jaket hitamnya, pergi melawan hujan dan amukan langit. Seisi bus memadangi si pria berambut agak gondrong tadi sampai tak terlihat di telan gelap.